Anatomi Fisiologi Payudara & Proses Laktasi
MAKALAH
ANATOMI
& FISIOLOGI PAYUDARA
& PROSES
LAKTASI
Mata Kuliah : Anatomi Fisiologi
Dosen Pembimbing : Novi Indrayani,
SS.T, M.Kes
Di Susun
Oleh :
Kelompok 1
1.
Srigita Dewiyana Herlyn 16140074
2.
Clara Melanie Triandari 16140038
3.
Selvi Indrayanti 16140027
4.
Siziz Nahdiatus 16140044
5.
Efriyanti 16140116
6.
Maria Aprilia Nadia Bila 16140005
7.
Marselina Nunu 16140056
8.
Aprilia Retno Sari 16140037
KELAS B.13.1
PRODI DIV
BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
RESPATI YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Anatomi & Fisiologi
Payudara & Proses Laktasi”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas
Anatomi Fisiologi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai
dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
Untuk semua mahasiswa terutama di
fakultas ilmu kesehatan prodi D IV BIDAN PENDIDIK mengerti dan memahami Anatomi
dan Fisiologi Payudara dan Proses Laktasi guna untuk masa depan.
Semoga makalah ini memberikan
informasi bagi masyarakat khususnya mahasiswa bermanfaat untuk pengembangan
ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Setiap manusia pada umumnya
mempunyai payudara tetapi antara laki-laki dan perempuan berbeda dalam
fungsinya. Payudara yang matang adalah salah satu tanda kelamin sekunder dari
seorang gadis dan merupakan salah satu orang yang indah dan menarik. Lebih dari
itu untuk mempertahankan kel;angsungan hidup keturunannya maka organ ini
menjadi sumber utama dari kehidupan, karena air susu ibu(ASI) adalah makanan
bayi yang paling penting terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan.
B. Rumusan masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan Payudara?
2.
Apa saja Fungsi
Payudara?
3.
Bagaimana Anatomi Fisiologi Payudara?
4. Apa
saja Struktur Payudara?
5. Bagaimana
Proses Laktasi?
6. Apa
saja Jenis-Jenis ASI?
7. Apa
saja Kandungan & Manfaat ASI?
8. Apa
saja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laktasi?
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui apa itu Payudara
2.
Agar mahasiswa mengetahui Anatomi Fisiologi Payudara
3. Agar
mahasiswa mengetahui Proses Laktasi yang berperan penting dalam melakukan
pelayanan kesehatan ibu hamil
4. Agar
mahasiswa dapat memahami Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laktasi
BAB 2
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Payudara
Payudara adalah organ tubuh bagian
atas dada dari spesies mamalia, termasuk manusia berbeda dengan yang jantan,
payudara mamalia betina memiliki kelenjar susu yang berfungsi untuk memompa
susu bagi bayinya. Payudara wanita, disebut juga Glandula mammaria, adalah alat
reproduksi tambahan.
B.
Fungsi
payudara
1.
Menyusui
Memberikan nutrisi dalam bentuk air susu bagi bayi atau balita.
2.
Peranan
seksual
Memegang peranan penting dalam daya tarik seksual pada partnernya,dan
kesenangan individual.
C.
Anatomi
Fisiologi
Payudara
Letak
Secara
vertikal payudara terletak diantara kosta II dan VI, secara horizontal mulai
dari pinggir sternum sampai linea aksilaris medialis. Kelenjar susu berada dijaringan subkutan tepatnya
diantara jaringan subkutan superficial dan profundus yang menutupi muskulus
pektoralis mayor.
Bentuk
Masing-masing payudara
berbentuk tonjolan setengah bola dan mempunya ekor(cauda) dari jaringan yang
meluas keketiak atau axilla(disebut cauda axillaris Spence).
Bentuk dan ukuran payudara akan bervariasi menurut aktifitas fungsionalnya
seperti apa yang didapatkan pada masa sebelum pubertas, adolesen, dewasa,
menyusui dan multipara.
Ukuran
Ukuran payudara berbeda
untuk setiap individu, juga bergantung pada stadium perkembangan dan umur.
Tidak jarang salah satu payudara ukurannya agak lebih besar daripada payudara
yang lain.
Payudara
menjadi besar saat hamil dan menyusui dan biasanya mengecil setelah menopause.
Pembesaran ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan stroma jaringan penyangga
dan penimbunan jaringan lemak.

D.
Struktur
Payudara
1.
Areola
Mamae(Kalang payudara)
Letaknya mengelilingi puting susu dan berwarna
kegelapan yang disebakan oleh penipisan dan penimbunan pigmen pad kulitnya.
Perubahan warna ini tergantung dari corak kulit dan adanya kehamilan. Pada
wanita yang corak kulitnya kuning langsat akan berwarna jingga kemerahan, bila
kulitnya kehitaman maka warnanya akan lebih gelap. Selama kehamilan warnanya
kan lebih gelap dan warna ini kan menetap untuk selanjutnnya, jadi tidak
kembali lagi sseperti warna aslinya semula.
Pada daerah ini akan didapatkan kelenjar keringat,
kelenjar lemak,dari monthumery yang membentuk tuberkeldan akna membesar selama
kehamilan .Kelenjar lemak ini akan menghasilkan suatu bahan yang dapat
melicinkan kalang payudara selama menyusui. Dibawah ini kalang payudara
terdapat ductus lactiferus merupakan tempat penampungan air susu. Luasnya
kalang payudara bisa 1/3 sampai ½ dari payudara.
2.
Papilla
Mamae (puting susu)
Terletak
setinggi interkosta IV, tetapi berhubung adanya variasi bentuk dan ukuran
payudara maka letaknya pun akan bervariasi pula. Pada tempat ini terdapat
lubang-lubang kecil yang merupakan muara duktus laktiferus, ujung-ujung serat
saraf, pembuluh darah, pembuluh getah bening, serat-serat otot polos yang
tersusun secara sirkuler sehingga bila ada kontraksi maka duktus laktiferus
akan memadat dan akan menyebabkan puting susu ereksi, sedangkan serat-serat
otot yang longitudinal akan menarik kembali puting susu tersebut.
Payudara
terdiri dari 15-25 lobus. Masing-masing lobus terdiri dari 20-40 lobus,
selanjutnya masing-masing lobus terdiri dari 10-100 alveoli dan masing-masing
dihubungkan dengan saluran air susu (sistem duktus) sehingga merupakan suatu
pohon. Bila diikuti pohon tersebut dari akarnya pada puting susu, akan didapatkan
saluran air susu yang disebut duktus laktiferus. Didaerah kalang payudara
duktus laktiferus ini melebar membentuk sinus laktiferus tempat penampungan air
susu. Selanjutnya duktus laktiferus terus bercabang menjadi duktus dan
duktulus. Tiap-tiap duktulus yang pada perjalanan selanjutnya akan disusun oleh
sekelempok alveoli. Didalam alveoli terdapat terdiri dari duktulus yang
terbuka, sel-sel kelenjar yang menghasilkan air susu dan miophitelium yang
berfungsi memeras air susu keluar dari alveoli.
3. Alveoli
Mengandung
sel-sel yang menyekresi air susu. Setiap alveolus dilapisi oleh sel-sel yang
menyekresi air susu, disebut acini, yang mengekstraksi faktor-faktor dari darah
yang penting untuk pembentukan air susu. Disekeliling setiap alveolus terdapat
sel-sel mioepitel yang kadang-kadang disebut
sel keranjang(basket cell) atau sel laba-laba (spider cell). Apabila
sel-sel ini dirangsang oleh oksitoksin akan berkontraksi sehingga mengalirkan
air susu kedalam ductus laktifer.
4. Tubulus
Lactifer
Saluran
kecil yang berhubungan dengan alveoli
5. Ductus
Lactifer
Adalah
saluran sentral yang merupakan muara beberapa tubulus lactifer
6. Ampulla
Adalah
bagian dari ductus lactifer yang melebar, yang merupakan tempat penyimpanan air
susu dan terletak dibawah areola.
7. Vaskularisasi
Suplai
darah(vaskularisasi) ke payudara berasal dari Arteria Mammaria Interna, Arteria
Mammaria Eksterna, dan Arteria-arteria Intercostalis Superior. Drainase vena
melalui pembuluh-pembuluh yang sesuai , dan akan masuk kedalam vena mammaria
interna dan vena axillaris.
8. Drainase
Limfatik
Drainase
limfatik terutama kedalam kelenjar axillaris, dan sebagian akan dialirkan ke
dalam fissura portae hepar dan kelenjar
mediastinum. Pembuluh limfatik dari masing-masing payudara berhubungan satu
sama lain.
9. Persarafan
Fungsi
payudara terutama dikendalikan oleh hormon, tetapi kulitnya dipersarafi oleh
cabang-cabang nervus thoracalis. Juga terdapat sejumlah saraf simpatis ,
terutama disekitar areola dan papila mamae.
E. Proses
Laktasi
Laktasi adalah
keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi
menghisap dan menelan ASI. Selama kehamilan, hormon prolaktin dari placenta
meningkat tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar
estrogen yang tinggi.
a. Pembentukan
Air Susu
Pada seorang ibu yang
menyusui dikenal 2 refleks yang masing-masing berperan sebagai pembentukan dan
pengeluaran air susu yaitu refleks prolaktin dan refleks let down (Lawrence RA,
1988 dan 1995)
a)
Refleks
Prolaktin
Menjelang
akhir kehamilan terutama hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat
kolostrum, namun jumlah kolostrum terbatas, karena aktifitas prolaktin dihambat
oleh estrogen dan progesteron yang kadarnya memang tinggi. Setelah partus,
berhubung lepasanya plasenta dan kurang berfungsinya korpus luteum maka
estrogen dan progesteron sangat berkurang, ditambah lagi adanya isapan bayi
yang merangsang puting susu dan kalang payudara, akan merangsang ujung-ujung
saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini
dilanjutkan ke hipotalamus melalui medula spinalis dan mesensephalon.
Hipotalamus akan menekan pengeluaran faktor-faktor yang menghambat sekresi
prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor-faktor yang memacu
sekresi prolaktin. Faktor-faktor yang memacu sekresi prolaktin akan merangsang
adenohipofise (hipofise anterior) sehingga keluar prolaktin. Hormon ini
merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu. Kadar
prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan
sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan
prolaktin walaupun ada isapan bayi,
namun pengeluaran air susu tetap berlangsung. Pada ibu yang melahirkan anak
teta[pi tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2-3.
Pada ibu menyusui, prolaktin akan meningkat dalam keadaan-keadaan seperti :
Ø Stress
atau pengaruh psikis
Ø Anastesi
Ø Operasi
Ø Rangsangan
puting susu
Ø Hubungan
kelamin
Ø Obat-obatan
Sedangkan
keadaan-keadaan yang menghambat pengeluaran prolaktin adalah :
Ø Gizi
ibu yang jelek
Ø Obat-obat
b)
Refleks
Let Down
Bersamaan
dengan pembentukan prolaktin oleh adenohipofise, rangsangan yang berasal dari
isapan bayi ada yang dilanjutnkan ke neuro hipofise (hipofise posterior) yang
kemudian dikeluarkan oksitosin oleh aliran darah, hormon ini diangkut melalui
uterus yang dapat menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadi involusi
pada organ tersebut. Oksitosin yang sampai alveoli akan mempengaruhi sel
miopitelium. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar
dari alveoli dan masuk ke sistem dukctulus yang untuk selanjutnya mengalir
melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi.
Faktor-faktor yang
meningkatkan refleks let down adalah :
Ø Melihat
bayi
Ø Mendengarkan
suara bayi
Ø Mencium
bayi
Ø Memikirkan
untuk mencium bayi
Faktor-faktor
yang menghambat refleks let down adalah :
Ø Stress
seperti keadaaan bingung atau pikiran kacau
Ø Stress
seperti takut
Ø Stress
seperti cemas
Bila ada stress dari ibu yang menyusui
maka akan terjadi suatu blokade dari refleks let down. Ini disebabkan oleh
karena adanya pelepasan dari adrenalin (epinefrin) yang menyebabkan
vasokontriksi dari pembuluh darah alveoli, sehinggan oksitosin sedikit
harapannya untuk dapat mencapai target mioepitelium. Akibat tidak sempurnanya
refleks let down maka akan terjadi penumpukan air susu didalam alveoli secara
klinis tampak payudara membesar. Payudara yang besar dapat berakibat abses,
gagal untuk menyusui dan rasa sakit. Rasa sakit ini akan merupakan rasa stress
lagi bagi seorang ibu sehingga stress akan bertambah.
![]() |
Karena refleks let down
tidak sempurna maka bayi yang haus jadi tidak puas. Ketidakpuasaan ini akan
menjadi tambahan stress bagi ibunya. Bayi yang haus dan tidak puas ini akan
berusaha untuk dapat air susu yang cukup dengan cara menambah kuat isapannya
sehingga tidak jarang dapat menimbulkan luka-luka pada puting susu dan
luka-luka ini akan dirasakan sakit oleh ibunya yang juga akan menambah
stressnya tadi. Dengan demikian akan terbentuk satu lingkaran dengan akibat
kegagalan dalam menyusui.
b.
Mekanisme
Menyusui
a)
Refleks
Mencari(Rooting reflekx)
Payudara ibu yang menempel pada pipi atau daerah
sekeliling mulut merupakan rangsangan yang menimbulkan refleks mencari pada
bayi. Ini menyebabkan kepala bayi berputar menuju puting susu yang menempel
tadi diikuti dengan membuka mulut dan kemudian puting susu ditarik masuk
kedalam mulut.
b)
Refleks
Menghisap ( Sucking reflex)
Teknik menyusui yang baik adalah apabila areola
mamae sedapat mungkin semuanya masuk kedalam mulut bayi, tetapi hal ini tidak
mungkin dilakukan pada ibu yang areola mamaenya besar. Untuk ini maka sudah
cukup bila rahang bayi supaya menekan sinus laktiferus yang terletak di puncak
areola mamae di belakang puting susu. Dan tidak dibenarkan bila rahang bayi
hanya menekan puting susu saja, karena bayi hanya dapat menghisap susu sedikit dan puting susu ibu akan
lecet-lecet. Kemudian puting susu yang sudah masuk ke dalam mulut dengan
bantuan lidah, dimana lidah dijulurkan diatas gusi bawah kemudian puting susu
ditarik lebih jauh sampai pada orofaring dan rahang menekan areola mamae
dibelakang puting susu dan pada saat itu sudah sampai di langit-langit keras
(palatum durum). Dengan tekanan bibir dan gerakan rahang secara berirama , amak
gusi akan menjepit areola mamae dan sinus laktiferus, sehingga air susu akan
mengalir ke puting susu, selanjutnya bagian belakang lidah menekan puting susu
pada langit-langit yang menyebabkan air susu keluar dari puting susu. Cara yang
dilakukan oleh bayi ini tidak akan menimbulkan cedera pada puting susu.
c)
Refleks Menelan
(Swallowing Reflex)
Pada saat air susu keluar dari puting susu, akan
disusul dengan gerakan menghisap yang ditimbulkan oleh otot-otot pipi, sehingga
pengeluaran air susu akan bertambah dan diteruskan dengan mekanisme menelan
masuk kelambung.
Keadaan
akan terjadi berbeda bila bayi dibeli susu botol dimana rahang mempunyai
peranan sedikit didalam menelan dot botol sebab susu dengan mudah mengalir dari
lubang dot. Dengan adanya gaya berat, yang disebabkan oleh posisi botol yang
dipegang ke arah bawah dan selanjutnya dengan adanya isapan pipi akan membantu
aliran susu, sehingga tenaga yang diperlukan oleh bayi untuk menghisap susu
menjadi minimal.
Kebanyakan
bayi-bayi yang masih baru belajar menyusu padaibunya, kemudian dicoba dengan
susu botol secara bergantian, maka bayi tersebut akan menjadi bingung puting
(nipple confusion). Sehingga sering bayi menyusu pa da ibunya, caranya seperti
menghisap dot botol, keadaan ini berakibat kurang baik dalam pengeluaran air
susu ibu.
F.
Jenis-Jenis ASI
a.
Kolostrum
Merupakan
cairan berwarna kuning keemasan yang dihasilkan oleh kelenjar payudara setelah
ibu melahirkan yang keluar antara 2-4 hari.
b.
Transitional
Milk (ASI Peralihan)
Merupakan
air susu ibu yang dihasilkan setelah keluarnya kolostrum. Air susu peralihan
ini keluar antara 8-20 hari, dimana kadar lemak, laktosa, dan vitamin larut
dalam air lebih tinggi, kadar protein, mineral lebih rendah, serta mengandung
lebih banyak kalori daripada kolostrum.
c.
Matur Milk (ASI
Matang)
Merupakan
air susu ibu yang dihasilkan setelah sekitar 21 hari melahirkan dengan volume
bervariasi anatar kurang lebih 300-850 ml/ hari tergantung pada besarnya
stimulasi saat laktasi.
G.
Kandungan Dan
Manfaat ASI
KANDUNGAN
|
MANFAAT
|
Kaya
antibodi
|
Perlindungan
terhadap infeksi dan alergi
|
Banyak
sel darah putih
|
Perlindunga
terhadap infeksi
|
Pencahar
|
Membersihkan
usus bayi dari mekonium sebagai pencegah terjadinya ikterus
|
Faktor
pertumbuhan
|
Membantu
kematanga usus, mencegah alergi, intolerance
|
Kaya
vitamin A
|
Mengurangi
keparahan infeksi mencegah kerusakan mata
|
H. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Laktasi
a. Faktor
Pengetahuan
Faktor pengetahuan ibu
maupun keluarga sangat mendukung proses pemberian air susu ibu. Banyak keluhan
ibu menyusui bahwa anaknya tidak sabaran, air susunya tidak keluar, anaknya
tidak mau menyusu dan lain sebagainya.
Sebenarnya apa yang dikeluhkan ibu menyusui itu dapat dicegah.
b. Rasa
Percaya Diri
Faktor psikologis ibu
dalam proses menyusui sangat besar pengaruhnya, karena stress dapat menyebabkan
produksi air susu ibu berkurang. Pada ibu menyusui yang malu bahwa menyusui itu
dapat menyebabkan bentuk payudaranya tidak menarik lagi, sangat dapat
mempengaruhi reproduksi air susu ibu.
Maka dari itu ibu harus percaya diri bahwa dirinya mampu memberikan air
susu nya secara maksimal.
c. Santai
Kondisi ibu yang rileks
biasanya ibu hanya akan memikirkan bayinya dan otaknya akan memerintahkan untuk
memproduksi air susu sebanyak-banyaknya.
d. Dukungan
Keluarga
Dukungan keluarga juga
tidak kalah penting, apabila ibu sudah termotivasi, namun karena keluarganya
tidak mendukung dikarenakan repot atau mitos yang salah,maka ibu juga tidak
akan menjadi semangat. Maka otomatis dia akan menjadi strees dan otaknya akan
memerintahkan hormonya untuk mengurangi produksi air susunya.
e. Status
Gizi Yang Cukup
Sangat diperlukan ibu
untuk mengkonsumsi makanan bergizi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Terdapat variasi
bentuk payudara
2.
Perubahan yang
terjadi pada payudara dipengaruhi oleh waktu misalnya masa pubertas, siklus
menstruasi, kehamilan dan pada masa laktasi
3.
Pembentukan ASI
dipengaruhi oleh refleks prolaktin dan let down.
4.
Untuk
berhasilnya bayi menyusu diperlukan bekerjanya ketiga refleks intrinsik bayi
yaitu refleks mencari, menelan dan menghisap.
B.
Saran
1.
Menghimbau para
calon bidan agar lebih memahami tentang payudara
2.
Menghimbau para
calon bidan memahami betapa pentingnya peran ibu dalam proses laktasi
DAFTAR PUSTAKA
Widuri,
Hesti.2013.Cara Mengelola ASI Eksklusif,Edisi 1. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Verralls,
Sylvia.2011.Anatomi & Fisiologi Terapan Dalam Kebidanan, Edisi 3. Jakarta
:EGC
Komentar
Posting Komentar